Belajar Selagi Bisa
Sebenernya naskah di bawah merupakan salah satu tugas di kampus buat feature inspiratif, tapi pengen banget diupload. Niatnya sih buat memulai nulis lagi khususnya di blog ini, yang kian lama terabaikan. Selamat membaca guys :)
Sebelumnya terima kasih juga kepada sepupu saya Wina Nurmalasari, yang jadi objek untuk tulisan ini.
Belajar
Selagi Bisa
Persaingan antarsiswa
yang selalu hadir di tengah-tengah rutinitas para siswa di sekolah. Belajar dengan giat tanpa adanya rasa bosan
dalam dirinya. Wina Nurmalasari (17) siswi SMA Negeri 1 Ciasem, yang selalu
mendapat peringkat pertama di kelas setiap semesternya.
Wina tinggal bersama
kedua orang tuanya, kakak dan adiknya. Dia tinggal disebuah rumah petak yang
begitu sederhana. Ayahnya seorang wiraswasta dan Ibu seorang karyawan Garment.
Kehidupan yang begitu sederhana bahkan sering kali ketidakcukupan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Dulu saya bukanlah siapa-siapa, bahkan saya tidak punya teman dari
kecil. Saya hanya seorang introvert, penakut, pemalu dan selalu menyerah. Namun
saya tetap bersyukur karena memiliki keluarga yang begitu luar biasa. Mereka
selalu menjadi teman dan tempat untuk bersandar ketika sedih,” kata Wina
dengan nada rendah.
Sewaktu kecil dia tidak
punya teman bermain, di Sekolah Dasar pun tidak ada yang care kepadanya. “Saya tidak
punya teman karena mereka hanya berteman dengan orang-orang pintar saja.
Sedangkan saya dapat masuk sepuluh besar pun tidak”.
Setelah lulus SD, dia
diterima di SMP Negeri. Dia bertekad untuk belajar lebih keras agar bisa
mendapatkan teman. Setiap mata pelajan yang disampaikan oleh para guru, dia
simak dan ditulis ulang. Setiap hari dia belajar belajar dan belajar tanpa
bosan. Tahun kesatu kedua dan ketiga, dia lulus dengan hasil yang sangat
memuaskan. Selain itu dia pun diterima di SMA Favoritnya yaitu SMA Negeri.
Waktu liburnya dia
manfaatkan untuk belajar, agar dia bisa bersaing dengan para siswa di sekolah
favoritnya. Hari pertama dia sekolah, menjadi hari yang paling nervous. Bahkan
rasanya dia ingin mengakhiri yang namanya Masa Orientasi Siswa yang begitu
sangat menyebalkan bagi siswa baru.
Hari demi hari dia
melewati rutinitas di sekolah yang begitu menyenangkan dan penuh semangat.
Sekarang dia memiliki banyak teman dan menjadi murid yang paling rajin di
kelasnya. Tidak hanya rajin dia pun sangat disukai oleh teman-temannya, karena
selalu menolong, ramah dan pintar.
Bahkan ketika guru
memberikan pengumuman tentang Olimpiade Ekonomi di kelas. Dia berharap bisa
terpilih menjadi salah satu delegasi untuk mengikuti olimpiade. Hasilnya pun
sesuai dengan harpanya. Wina menjadi salah satu dari tiga siswa yang
didelegasikan untuk mengikuti Olimpiade tersebut.
Belajar dan terus
belajar agar esok dia dan timnya bisa mengharumkan nama baik sekolahnya. Dia
mengikuti semua kegiatan yang ada hubungannya dengan olimpiade ekonomi.
Mengikuti Bimbel di sekolah dan bahkan dia privat kepada gurunya. Walaupun
hasil olimpiade tidak begitu baik namun dia tetap semangat dan bersyukur bisa
melewati proses perubahan menjadi lebih baik.
Proses perubahan yang
begitu penuh dengan kerja keras dan keyakinan akan membuahkan hasil yang
bermanfaat. “Belajar selagi bisa dan
kelak akan manis akhirnya. Berjuang dan tetap menjadi diri sendiri,”
prinsip dalam hidupnya.
Kini Wina memiliki
banyak teman dan menjadi kebanggaan keluarganya. Dia memotivasi dirinya bahwa
memiliki teman tidak harus pintar, dengan keramahan dan dan saling menolong pun
salah satu untuk memiliki teman. Tetap berusaha untuk menjadi seorang yang
bermafaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. ***
Terima kasih :D
0 komentar