Kenapa Sih Males Naik Kendaraan Umum? Ongkos Lebih Mahal ya?
![]() |
Masyarakat menaiki Bus kota Bandung/sifathlist |
Lalu bagaimana, kalau kita tidak sabar karena terlalu lama menunggu realisasi dari kajian tersebut? Mulai dari diri kita sendiri. Untuk memulai atau coba-coba siih mudah, hannya konsistennya saja yang kadang kita muak dan memilih cara instan yang menguntungkan diri sendiri.
Naik kendaraan umum di beberapa kota besar ini masih terlalu minim peminatnya. Ya walaupun pemerintah sudah mulai menggerakan dan memfasilitasi moda transportasi massal tapi itu tidak cukup. Karena bukan hanya sekedar menghadirkan, launching, sudah saja ditinggalkan. Tapi pelayanan kurang baik, lama, hanya beberapa rute saja yang dilewati, dan ongkos yang masih sangat tinggi.
![]() |
Kemacetan kota Bandung/sifathlist |
Dari beberapa alasan di atas, ongkos yang masih terlalu mahal menjadi fokus pembahasan saya kali ini. jadi pengalaman saya selama lima tahun di kota besar (Bandung) setiap harinya saya menggunakan kendaraan umum seperti angkutan umum (angkot), bus kota, Trans Metro Bandung (TMB), atau juga kereta api. Ya walaupun sejak adanya ojeg online terkadang saya pun menggunakan jasa ini untuk beberapa waktu yang memang tidak memungkinkan menggunakan kendaraan lainnya.
Lima tahun, kok betah pakai kendaraan umum? Pasti enggak punya motor atau mobil pribadi ya? Enggak bisa naik motor ya? Hahahaha… itu memang betul. Tapi sebelum datang ke Bandung saya pun sudah dibiasakan untuk menggunakan kendaraan umum, walaupun di rumah ada motor. (ini bukan mau sok sok an, Cuma niatnya sapa tau netijen ini mau ikut mencoba dan konsisten menggunakan kendaraan umum).
![]() |
Kereta api/sifathlist |
Kita semua pengguna kendaraan umum maunya yang murah meriah alias murmer, kalau bisa gratis wkwkwk. Berharap pemerintah mendengar setiap keluh kesah kita sehingga mencarikan solusi yang terbaik. Tapi kita juga harus konsisten dan mau membantu pemerintah dalam mengurangi kemacetan. Intinya saling mendukung dan menguntungkanlah ya.
Bagaimana caranya konsisten? Iya dicoba saja. Pertama ikut partisipasi dalam rangka mengurangi kendaraan di jalan. Kedua mengurangi polusi. Ketiga mengurangi resiko kecelakaan lalu lintas (ya walaupun kita tahu naik kendaraan umum juga bisa saja terjadi kecelakaan) dan lainnya. Oh ya, satu lagi deh. Sejenak renungkan ketika semua orang termasuk kita menggunakan kendaraan pribadi. Lalu bagaimana nasib dari para sopir angkot, bus kota, tukang becak juga saya masukan. Bayangkan kalau semua beralih ke kendaaan pribadi mereka makan apa, bayar sekolah anak bagaimana? Bayar cicilan kontrakan bagaimana?
![]() |
Bus wisata ''Bandros"/ sifathlist |
*Kalau sekiranya ada yang kurang pas dalam tulisan ini, mangga tinggalkan komentarnya 😄
0 komentar