Jalan-Jalan ke Lampung, Nikmati Aneka Khasnya
![]() |
Spot foto di halaman Museum Lampung/sifathlist |
Setelah perjalanan jauh dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera via darat dan laut. Saya akan ceritakan seharian di Bandar Lampung, kira-kira mau ngapain yah? Apa cuma mau nyebarang sama numpang makan minum di sana atau bagaimana? ya pastinya ingin menikmati kesempatan libur yang jarang-jarang ini, dong.
Sebelum ke Lampung atau ke tempat lain, ada baiknya untuk membuat draf destinasi yang akan dikunjungi. Supaya punya arah dan tujuan yang jelas, juga bisa mempersiapkan segala sesuatunya dari rumah.
Kemarin sih rencana ingin mendatangi beberapa destinasi yang hits di Bandar Lampung diantaranya Bukit Sakura, Bukit Teropong Sindy, Pantai, Museum Lampung, dan beberapa yang jadi fenomenal di Kota Lampung. Tapi karena waktu dan cuaca yang kurang mendukung akhirnya sedapatnya aja deh, sedih.
Mampir ke Museum Lampung
![]() |
Gerbang Museum Lampung/ sifathlist |
![]() |
Replika rumah adat/sifathlist |
Saya amati, tidak terlalu banyak koleksi di sini, tapi masih menarik untuk digali sebagai bahan ilmu pengetahuan terkait Lampung dan masyarakatnya. Lantai dasar tidak ada yang menarik bagi saya kemudian saya naik ke lantai dua menggunakan tangga dengan balutan ukiran khas di dindingnya. Saya kurang paham sih itu ukiran apa, yang pasti menceritakan sejarah kali ya, karena di sana tidak ada pemandu museum jadi bingung sih mau tanya ke siapa. Tapi jangan khawatir, di sana ada keterangan per itemnya jadi dibaca saja ya gaes.
![]() |
Gunung Krakatau saat meletus/sifathlist |
![]() |
Koleksi adat saat orang meninggal/sifathlist |
![]() |
Tangga Museum Lampung dengan ukiran khas di dinding/sifathlist |
Soal adat ini begitu menarik bagi saya, walaupun sedikit merinding sih di lantai dua tuh, karena suasananya sepi (anyep) dan tidak ada petugas, ditambah lagi ada koleksi adat bagaimana masyarakat setempat mengurus orang meninggal di barengi dengan miniaturnya. Seremkan, dan emang udah kaya liat orang meninggal aja, tuh replika mayat ditutup seluruh tubuhnya menggunakan kain khas di sana. Ada juga kain kafannya dong. Serem deh.
![]() |
Koleksi adat resepsi pernikahan/sifathlist |
![]() |
Koleksi adat bayi yang baru lahir/sifathlist |
Selain itu, ada juga perayaan atau adat menyambut bayi yang baru lahir. Ada bayi-bayiannnya juga lho wajah gemesin. Hingga ada koleksi resepsi pernikahan yang begitu kental dengan adat setempat.
Oh ya selain seram, dan tidak ada pemandu museum, bangunan juga sudah begitu tua dan perlu diperhatikan. Bebebapa sudut plapon museum sudah ada yang rusak, koleksi terlihat berdebu, jadi sayang saja, tempat yang bisa untuk menimba ilmu pengetahuan ini terabaikan begitu saja. Masukannya mungkin lebih diperhatikan, agar museum tetap jaya dan masyarakat terkhusus para siswa mau mengunjungi museum.
Taman Gajah
Taman Gajah ini, sama saja dengan taman-taman lainnya. Terlihat sekali taman ini baru dibangun dan bahkan masih proses penyelesaian. Saya ke sini malam hari, ya tidak ada yang special hanya masyarakat dan penjual di sana. Fasilitas standar ada tempat bermain, tempat olahraga, mushola, dan tempat duduk a la taman modern gitu lah. Di depan ada patung gajah yang dipagar, kemudian foto Gubernur dari zaman ke zaman.
Kalau saya lihat ini, taman kaya Alun-Alun Cicendo Kota Bandung dari penataannya. Tapi ya nikmati saja malam di Bandar Lampung. Oh ya, saat mampir ke sana, ada siswa-siswa SMP sekitar 15 orang sedang berlatih musik lengkap dengan alatnnya.
Saya amati ini taman bukan sekedar untuk bersantai atau berolahraga tapi juga sebagai tempat untuk berlatih music atau pagelaran lainnya. Karena mereka (para siswa) berkumpul di tengah di mana di sana ada seperti tempat untuk perform. Jadi bentuknya teras melingkar terdapat panggung yang dibuat dari semen dan juga teras berundak untuk para penonton.
Lampung Walk
![]() |
Spot foto Lampung Walk/ sifathlist |
Dalam bayangan saya, Lampung Walk ini akan seperti Forest Walk atau Skywalk Cihampelas Bandung. Tapi ternyata ketika tiba, hanya bangunan modern yang isinya tempat makan a la a la perhedonan gitu dengan hiasan lampu-lampu malam yang cukup menarik. Oke baiklah akhirnya kita hanya makan.
Sebelum meninggalkan Lampung Walk kita berfoto dulu, ya lumayan bisa buat story di Instagram lah ya. Naiklah ke lantai dua dan di sana ada spot untuk berfoto dengan background Lampung Walk yang berbentuk hati (love) dengan hiasan bunga dan lampu. Sebenarnya ada tempat foto 3 Dimensinya juga sih di sana. Kalau enggak salah denger bayar Rp 35000 per orang, cuma kita enggak masuk dan memilih pulang ke rumah.
![]() |
Lampu malam di Lampung Walk/sifathlist |
Kalau di beberapa wilayah, ikon daerahnya cuma dipajang di gedung pemerintahan atau gapura, kan ya? Jadi patut dicontoh deh, biar kita atau wisatawan tuh tau. Oh ini toh ikon atau lambang dari wilayah ini tuh. Gitu.
Karena tidak ada destinasi lain yang dikunjungi, maka saya akan jadwalkan untuk datang ke sana lagi. Harus dong, kan wisata hits nya belum dikunjungi. Hahaha.
1 komentar
Menarik ih Aku ga sempet ke sana tapi Sedihhh
ReplyDelete