Semakin Hari Kota Besar Semakin Semrawut oleh Kemacetan
![]() |
ilustrasi kesemrawutan jalan/sifathlist |
Kemacetan
memang tidak asing lagi bagi masyarakat yang hidup di kota besar seperti
Jakarta, Bandung, dan metropolitan lainnya. Karena semua orang dari berbagai
wilayah tumpah mengadu nasib, menuntut ilmu, berwisata di kota besar. Sehingga
macet parah, kota menjadi semrawut tidak terhindarkan.
Pemimpin
dan pemerintah setempat sudha berusaha semaksimal mungkin memberikan solusi
yang terbaik untuk kenyamanan dan keamanan warganya. Namun belum sepenuhnya berhasil
dan berefek. Ya karena solusi yang ditawarkan hanya sebagai siasat untuk
mengurangi kemacetan bukan bukan untuk memberantas. Jadi ya macet tetap ada
namun mungkin sudah berkurang sedikit demi sedikit.
Apa
benar-benar berkurang? atau cuma perasaan saja. Anda sendiri yang bisa
menjawab. Saya sangat mendukung pemerintah daerah dalam memberikan solusi soal
mengurangi kemacetan. Mulai dari penambahan transportasi publik, promo ongkos
murah, dan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya. Namun ada baiknya mengingatkan
juga kepada perusahaan kendaraan roda dua maupun roda empat agar tidak terlalu
banyak memproduksi. Atau adalah regulasi biar motor, mobil yang dijual
dikurangi setiap harinya.
Eits,
susah juga sih. Kalau saya memberikan masukan seperti di atas rasanya seperti
mematikan usaha orang lain. tapi sebetulnya tidak ada niatan seperti itu, jadi
mohon maaf.
Kalau
saya lihat, masyarakat kini semakin dimudahkan dalam memiliki kendaraan pribadi
baik secara cash maupun kredit. Mulai dari DP yang murah, syarat tidak ribet,
dan pelayanan yang baik kali yah jadi orang-orang dengan mudah gonta ganti
motor mobil, sampai bisa koleksi.
Saya
tidak begitu paham soal produksi dan regulasi pengeluaran dan penjualan motor,
mungkin pembaca lebih tahu bisa sharing biar saya paham.
Oh
ya, selama saya merantau di kota sebut saja Bandung. Sekitar enam tahunan saya
termasuk pengguna transportasi public baik angkot, bus damri atau TMB, dan
kereta api. Bukan cuma di kotaa sebelumnya pun saya dan keluarga sudah terbiasa
menggunakan angkutan umum di kampung jadi berlanjut ketika di kota.
Balik
lagi soal upaya pemerintah dalam mengurangi kemacetan. Awal 2019 hingga saat
ini kereta api tenah gencar memberikan pelayanan yang terbaik untuk calon
penumpangnya. Banyak promo tiket murah, tambahan kereta antarwilayah, dan yang
masih anget ada program reduksi untuk lansia, anggota TNI/Polri, LVRI, hingga
wartawan untuk perjalanan jauh. Diskonnya beragam ada 20 persen, 25 persen dan
lainnya. Syarat dan ketentuan berlaku ya.
Saran
lagi nih, coba sistem reduksi ini berlaku untuk seluruh pengguna mungkin akan
semakin menarik dan bisa menstimulus masayarakat untuk menggunakan kereta
setiap perjalanannya. Berharapnya sih bukan cuma kereta api tapi juga
transportasi public lainnya. Biar saya dan penumpang lainnya tidak berpaling
atau berpindah hati ke kendaraan pribadi.
Karena
jika dibandingkan menggunakan transportasi public dan pribadi, lebih boros
public. Sehingga banyak teman-teman saya, yang berpaling dan memilih kredit
motor untuk mobilitas di kota. Sehingga teman-teman saya yang awalnya mendukung
mengurangi kemacetan kini malah ikut pertisipasi dalam kesemrawutan kota. Ya
semoga saja ke depan banyak orang yang peduli soal kemacetan ini.
Eh
tapi pedulinya jangan cuma koar-koar di media sosial, mengeluh dan menyalahkan
pemerintah yang dituduh tdak becus mengurangi kemacetan. Jangan yah. Karena
macet ini kita sendiri yang buat, jadi alangkah baiknya kita semua bersama
pemerintah daerah maupun pusat saling bekerja sama, berpartisipasi dalam mengurangi
kemacetan kota. Caranya? Banyak kok, paling mudah dan sederhana salah satunya
menggunakan transportasi publik. Selamat mencoba.
0 komentar