Melihat Kota Bandung dari Menara Masjid Raya
![]() |
Menara Masjid Raya Bandung/sifathlist |
Kota
Bandung, kota dimana cerita kehidupan begitu terkenang. Bukan soal geografis
saja melainkan lebih dari itu. Tak jarang mereka yang sudah bersamanya untuk
beberapa waktu akan selalu merasa rindu di kala jauh dengannya.
Kali
ini belum waktunya untuk bercerita soal rindu dan kenangan bersama Bandung,
karena cukup sulit untuk mencerikan secara detail kenyaman di rumah kedua ini.
Saya akan membahas soal kota Bandung dari sudut menara Masjid Raya Bandung atau
dikenal dengan Alun-Alunnya.
Sebagai
informasi, Masjid Raya ini memiliki dua menara yang terbuka untuk umum. Para
pengunjung bisa melihat hamparan bangunan di seluruh Kota Bandung. Dengan cara
membeli tiket masuk menara Rp 5.000 – Rp 10.000 per orang, dibuka tiap pukul
07.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Setelah
membeli tiket, pengunjung akan diarahkan untuk naik lift. Kita akan langsung
menuju lantai 19 untuk melihat keindahan kota ini. Ukuran menara ini cukup
sempit sehingga pengunjung akan dibatas. Saya kira normalnya cukup untuk 15-20
orang saja (bisa dicek lagi ya).
Sebetulnya
ada anak tangga untuk mencapai sana, mungkin hanya digunakan para pekerja
diwaktu tertentu. Ruang menara memang tidak ada yang special. Ruang dikelilingi
kaca besar, terdapat foto-foto terkait Bandung, itu saja.
Tapi
memang menariknya, ya kita bisa melihat setiap detil jalan, gedung, dan
pemukimana padat penduduk dari atas. Kesan pertama kita bisa melihat rumput
sintetis Alun-Alun Bandung yang dikerumuni wisatawan, melihat jalan Asia
Afrika, Pendopo hingga Pasar Baru.
Kesan
pertama sih, ternyata kota ini sesak. Jarang sekali melihat rimbunnya pohon
kecuali di sekitar rumah dinas Wali Kota (Pendopo), seluruhnya full rumah dan
beton. Tapi uniknya semua bangunan terlihat berwarna putih dan abu-abu. Padahal
kalau lewat itu di bawah cat rumah warna-warni. Mungkin efek cahaya juga kali
ya.
Di
atas sana, kamu bisa sepuasnya menikmati kota dari ketinggian karena waktunya
tidak dibatas, jadi puas-puasin dah foto-foto, selfi, jepret sana-sini. Tapi menurut
saya untuk menikmati menara ini 30 menit sampai 1 jam juga cukup sih kecuali
yang memang sedang hunting foto bisa lebih dari itu karena banyak momen yang
bisa diabadikan di atas.
Kalau
kamu sudah bosan boleh turun. Gimana cara turunnya nih? enggak ada tombol yang
berfungsi. Eits tenang, di samping lift itu ada APAR eh bukan bukan ngebuka
pake APAR lho, di sampingnya lagi itu ada telepon ngegantung. Enggak usah
ribet-ribet ngomong tinggal pencet aja tombol macam ring (bel). Lihatlah lift
pun siap menjemputmu di atas.
Jadi
lift ini tidak pernah ditinggalkan sama petugas menara. Setiap mau ke atas atau
turun pasti si akang siap menemani. Jadi kalau kamu ke menara sendirian jangan
takut, bisa ditemani si akang ini ya minimal buat menggali informasi soal
menara sepanjang di lift dari lantai 1 sampai 19.
Penasaran
kan? Jadi bisa banget kalau ke Alun-Alun coba deh naik ke menara sapa tau
tertarik. Hehehe.
0 komentar