Mencari Calon Jodoh (Part 2)



Satu bulan kemudian, Pak Burhan kembali menghubungi Farha untuk menghadiri acara lauching buku di Kota Bandung. Dengan senang hati, Farha pun memenuhi undangan tersebut. Kerja sama pun terus berlanjut dan berkembang.

Farha datang 20 menit sebelum acara di mulai. Lauching buku digelar di salah satu hotel middle di kota kembang. Beberapa stand makanan hotel berjajar dan membuat lidah ini ingin mencicipinya. Satu iris pudding pun diambilnya. Namun tetiba matanya membelalak terkejut melihat sosok pria berkacamata yang pernah ia pandang satu bulan lalu di stadion. Ya pria itu, dia yang selama ini buat Farha penasaran. Kali ini memandang begitu dekat hanya jarak 5 meter saja. Mata Farha melirik pada Id pers nya tertulis nama satu media mainstream. Namun tidak begitu jelas ketika berusaha membaca nama pemiliknya. Lebih beberapa kali orang lalu lalang di depannya.

Acara pun berlangsung dengan lancar, seorang narasumber yakni penulis buku langsung dikerubungi belasan wartawan. Ya tidak begitu mempertikan media mana saja, namun pastinya salah satunya adalah pria berkacamata itu.

Pak Burhan pun kembali menemani Farha berbincang santai sambil merencankaan kerja samanya ke depan. Tidak begitu banyak yang diobrolkan saat itu, lebih banyak bincang di luar kerjaan.

“Siang Pak Burhan” pria berkacamata menyapa
“Siang, terima kasih ya udah datang ke acara launching teman saya”
“Iya terima kasih juga udah diundang”
“Eh iya kenalin ini, Farha kawan saja juga di kerjaan”
“Eh iya, Farha” ucap Farha
“Leo” jawab pria berkacamata

Pak Burhan dan Leo pun hanyut dalam bincang. Sedangkan Farha hanya menyimak dan menjawab ketika ditanya. Tidak banyak bicara namun terasa sekali nervous, deg deg an dan sesekali terlihat salah tingkah ketika dilirik Leo. Setelah pertemuan tersebut Farha pun giat sekali stalking dengan mencari nama Leo di portal berita media mainstream tempat ia bekerja. Banyak sekali hasil tulisannya di sana, pastinya Farha sekarang tahu nama panjang pria berkacamata itu.

Lima bulan setelah pertemuan itu, Farha belum juga berhasil menemukan satu akun media sosial atas nama Leo itu. Perasaannya bercampur aduk dibuat penasaran. Namun Farha tidak putus asa, ia terus mencari dan mencari tahu. Sampai suatu ketika, Pak Burhan kembali mengontaknya untuk membicarakan kerja samanya. Tidak berbeda dan sudah tertebak apa yang Pak Burhan mau. Setelah selesai bertemu dengan Pak Burhan Farha pun berniat untuk mencari makan di angkringan dekat kantor Pak Burhan.

Farha memilih salah satu makanan yang ia cari, namun matanya kembali dibuat terkejut karena melihat Leo yang sedang makan bersama teman wartawan lainnya. Tidak banyak berpikir, Farha pun masuk ke tempat makan itu dan memberanikan diri menyapa Leo lebih dulu. Karena sudah pernah bertemu dan mengobrol singkat sehingga Leo pun tidak begitu kaku menyapa balik Farha. Bahkan Leo memperkenalkan Farha kepada tiga orang temannya.

“Sumpah ini, hati gue meledak-ledak duduk di depan Leo” Farha dalam hatinya.
Farha perhatikan, Leo dan tiga kawannya makan sambil sibuk mengetik di ponsel dan laptopnya. Ya sepertinya mereka sedang dikejar deadline sehingga mengacuhkan sekitarnya. Farha pun makan sambil mengecek beberapa catatan hasil diskusi dengan Pak Burhan.

“Teh Farha, minta kontak whatsapp nya dong, sapa tau ada perlu dengan teteh” Leo memecahkan suasana canggung.
“Ehh, panggil saja Farha saya masih muda kok. Boleh kok” Farha menyebutkan kontaknya dan diketik langsung di ponsel Leo.
Satu panggilan masuk.
“Far, itu nomor saya”
“I-iya saya save”

Setelah saling tukar kontak, keduanya semakin akrab dan beberapa kali bertemu di acara Pak Burhan. Terhitung sudah hampir delapan bulan sejak pandangan pertama di stadion namun farha masih dibuat penasaran. Karena hingga saat ini dia tidak menemukan hal terbaru tentang dia. Bagitupun dengan akun media sosialnya, Farha malu ketika hendak menanyakan sehingga batinnya berkata ‘toh sudah punya kontaknya’

Suatu ketika, Keduanya kembali bertemu di satu acara. Kali ini Farha datang bersama Rafi.

“Hey bro, apa kabar?” Leo
“Hallo brother, tambah sukses aja nih” Rafi
“Lho? Saling kenal? Hahaha” Farha.
Ketiganya tertawa dan menaggap dunia itu sempit.
Akhirnya pun Farha memberanikan diri bertanya kepada Rafi seleps acara. Ternyata Leo dan Rafi ini pernah satu kampus dan memang sahabatan.
“Oh iya, bukan cuma Leo tapi istinya juga satu kelas denganku”
Farha terdiam. Dan fokus menyerap kata istri.
“Istri?”
“Iya dia sudah menikah dan sudah punya anak satu masih balita. Kenapa kok kaget, dia emang tampangnya aja baby face umurnya mah saya kaya saya”

Tidak habis pikir, pria yang selama delapan bulan dia kejar ternyata sydah beristri dan punya anak. Lebih shocknya lagi ketika Rafi memperlihatkan beberapa foto Leo dan keluarga kecilnya. Ya rafi memamerkan deretan foto dari intagram Leo dengan nama akun yang tidak ada hubungannya dengan nama Leo.

Sakit sekali dan rasanya semua terasa buang-buang waktu hanya untuk mengejar dan mencari informasi tentang suami orang. Dia miliknya iya sudah jadi milik istrinya.

*Note :
Fiksi ini kombinasi kisah dan imajinasi

You Might Also Like

0 komentar