Di Rumah Aja

#dirumahaja / sifathlist

Hanya bilik bambu tempat tinggal kita
Tanpa hiasan, tanpa lukisan
Beratap jerami beralaskan tanah
Namun  semua ini punya kita
Memang semua ini milik kita sendiri

Hanya alang-alang pagar rumah kira
Tanpa anyelir, tanpa melati
Hanya bunga bakung tumbuh di halaman
Namun semua itu punya kita
Memang semua itu milik kita sendiri

Haruskah kita beranjak ke kota
Yang penuh dengan tanya?

Lebih baik di sini, rumah kita sendiri
Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa
Semuanya ada di sini
Rumah kita.
----

Lagu God Bless berjudul Rumah Kita memang sangat pas untuk kondisi saat ini. Makhluk mungil tak kasat mata ini mampu memporakporandakan dunia. Secara global sudah ratusan ribu manusia terinveksi covid-19 ini. Kasus Corona ini berawal dari wilayah Wuhan, China sejak akhir 2019 hingga saat ini sudah menyebar ke seluruh dunia. Bahkan WHO pun telah menyebut Corona sebagai pandemi.

Tanah air termasuk salah satu negara yang terinfeksi covid19, per 27 Maret 2019 total pasien positif 1.046, 87 meninggal dan 46 dilaporkan sembuh. Mengerikan memang, pasalnya tidak hanya menyerang kesehatan semata melainkan perekonomian, sosial, keagamaan seperti beribadah pun harus dilakukan di rumah. Beberapa negara pun memutuskan untuk lockdown.

Hingga saat ini, gerakan tagar #dirumahaja mencuat secara global. Semua kegiatan di luar rumah harus dicekal untuk menekan angka kasus. Pemerintah telah mengimbau para pekerja untuk kerja dari rumah (WFH), beribadah di rumah, belajar di rumah bahkan ujian nasional pun ditiadakan karena pandemic ini.

Ajakan di rumah aja ini sangat didukung oleh semua orang, namun tidak semua bisa. Para pekerja kantoran mungkin ada kebijakan bisa WFH tapi para buruh pabrik, tukang ojeg, supir angkot, pedagang kaki lima, dan buruh serabutan lainnya yang mengandalkan upah harian tidak mungkin bisa WFH.

Jika dipaksa bisa saja mereka WFH tapi bagaimana nasib keluarganya? Mereka butuh makan sehingga dengan berat hati melanggar aturan daripada pemerintah untuk #dirumahaja

Dengan adanya pandemik ini ada sisi positif dan negatifnya, mereka yang bisa WFH memiliki momem yang sangat berharga bersama keluarga di rumah. Mereka yang punya uang lebih secara suka rela bahu membahu menolong orang-orang yang membutuhkan.

Tim medis, dokter, perawatan, mereka menjadi garda terdepan berjibaku dengan pasien positif covid19. Mereka adalah pahlawan kita semua, ketika yang lain diimbau untuk WFH mereka tetap kerja di rumah sakit. Membantu, mengobati, mengurus para pasien. Terimah kasih.

Kamu yang sudah WFH bersyukurlah, manfaatkan waktu di rumah dengan sangat baik jangan sia-siakan. Dengan #dirumahaja itu sangat membantu semua orang terutama tim medis untuk menekan penyebaran virus corona.

Bagi yang masih kerja di luar, semoga dilindungi dan tetap sehat, salam untuk keluarga di rumah. Ingat juga tetap lakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), social distancing, dan jangan lupa berdoa.

Kita semua berdoa semoga pandemi ini segera berlalu. Ramadhan bebas covid19 agar para perantau bisa melakukan mudik ke kampung halaman. Tapi untuk tahun ini sepertinya tahan dulu rasa rindu kita kepada kampung halaman. Tidak mudik sesuai imbauan pemerintah, demi kebaikan bersama.

You Might Also Like

0 komentar