Surat Terbuka Untuk Kawan

sifathlist.com

Apa kabar kawan? Semoga kalian dalam keadaan sehat dan bahagia.

Beberapa bulan ini sungguh banyak rintangan yang harus dihadapi semua orang terlebih sedang dalam kondisi pandemi. Ada yang harus bersabar menanti pertemuan, mengharapkan kesembuhan ada pula yang harus mengiklaskan sebuah perpisahan. Rasa pahit ini kita lewati bersama. Bekerja sama untuk memperbaiki dan mencoba mencari jalan kebaikan.

Berbicara soal kawan, saya tipe orang yang cepat untuk beradaptasi dengan orang baru. Saya selalu berusaha untuk memberikan kesan terbaik untuk semua orang namun belum tentu sesuai dengan ekspektasi kita. Terkadang saya dinilai so asik atau melakukan kesalahan karena keruwetan saat itu. Apapun penilaianmu saya minta maaf dan terima kasih sudah mau menjadi lawan bicara dalam sebuah relasi.

Selain minta maaf karena takut ada perbuatan yang menyakiti hati juga soal kurangnya mengapresiasi. Dari zaman bocah sampai sekarang, saya orang yang tidak pernah berbicara soal kebaikan teman seperti yang lain.

Kamu tuh sahabat terbaikku, kamu satu-satunya teman yang asik diajak diskusi, kamu orang yang paling baik, kamu motivatorku, hanya kamu yang mengerti aku dan lainnya

Saya tidak bisa mengatakan itu kepada publik bahkan kepada kalian sekalipun.

Entahlah apakah ini salah dan tidak baik untuk diteruskan atau bagaimana? Hanya saja saya begitu takut untuk mengungkapkan itu terlebih di ruang publik. Saya takut ketika istilahnya mereview sebuah pertemanan. Takut apa? saya takut dari lisan dengan kalimat baik ini akan melukai beberapa kawan.

Jujur saja, saya pernah dalam beberapa kelompok melihat teman menyebut bahwa dia (satu orang) adalah yang terbaik. Hati saya langsung sakit, ketika dia sebut nama. Rasanya saya merasa gagal menjadi temannya yang bisa berbagi dalam suka dan duka. Ya, soal apresiasi ini bagus tidak ada yang salah. Hanya hati dan pemikiran saya saja yang terlalu baper melihat kenyataan ini.

Maaf, lewat tulisan ini saya hanya mengungkapkan bahwa kalian adalah kawan terbaik saya. Tidak harus sebutkan nama toh kamu bisa menilai bagaimana keterbukaan soal dinamika kehidupan dari yang senang hingga nangis kejer kalian tahu itu.

Sekali lagi saya minta maaf, karena tidak pernah menyebut kalian sebagai kawan terbaik baik di dunia nyata maupun media sosial. Setidaknya kita pernah berbagi kisah, ilmu, materiil, pengalaman hingga mendoakan kebaikan itu sudah cukup sebagai tanda kalian yang terbaik. Saya hanya takut, ada orang yang seperti saya (baperan) ketika melihat postingan saya yang menyebut satu nama kawan yang terbaik, dia akan sedih. Saya takut mengecewakan dan menyakiti hati mereka.

Terima kasih sudah menjadi teman, keluarga, sahabat dalam sebuah perjalanan panjang ini. Kalian orang baik pastinya akan selalu meninggalkan kesan terbaik dalam hidup saya.

You Might Also Like

0 komentar