Misi Mengenalkan Bahasa Sunda Lewat Pecinta Korea
Helo semua, udah Agustus aja nih. Gimana progres rencana 2020 di tengah pandemi Covid-19? semoga selalu ada jalan keluar dan celah untuk tetap berkembang yes.
Tulisan kali ini sedikit berbeda, karena (mungkin) semi formal karena sebetulnya ini artikel eksklusif bersama Narsum. Awalnya saya nulis 2 artikel untuk tayang di media nasional, tapi cuma 1 yang dimuat. Sayang aja kalau enggak di posting di mana-mana.
Jadi inisiatif beberapa hari tidak ada tanda tanda hendak dimuat, jadi tayang di sini. Pokoknya ada banyak nilai positifnya di sini, bukan cuma sebatas (seperti) judul di atas tapi bisa diterapkan di lingkungan sekitar.
Oke harus banget baca (😂)
Misi Mengenalkan Bahasa Sunda Lewat Pecinta Korea
Masuk dalam ruang lingkup dan kesenangan yang berbeda memang agak sulit untuk diterobos. Maka dibuatlah rencana dan konsep yang matang agar kehadiran kita diterima oleh perbedaan. Salah satunya Deon Setiadinata sang konten kreator yang kini sedang viral karena kontennya yang unik.
Dari keunikkannya ini, dia berhasil membawa misinya yakni mengenalkan bahasa Sunda di ruang publik. Memaksimalkan skill selaku konten kreator, Dia pun membuat konten Korea Sunda di akun media sosialnya. Karena kreatif akhirnya viral bahkan direpost oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga Wali Kota Bandung. Berikut perjuangan mengenalkan bahasa Sunda kepada publik.
1.Mengenalkan bahasa Sunda lewat pecinta drama korea
Sudah bukan rahasia umum, drama korea dan idol Kpop disukai oleh generasi millennial tanah air. Sehingga dia melihat celah untuk mengenalkan bahasa lokal (Sunda) di sana.
“Daripada hanya belajar bahasa Korea, mending (sambil mengenalkan) budaya Sunda” kata Deon, Kamis (30/07/2020).
Tak hanya itu, ternyata ada niat baik Deon untuk membantu menyampaikan imbauan terkait penanganan Covid-19. Pasalnya dengan cara ini masyarakat akan lebih mengerti dibanding dengan bahasa formal.
“Di situ ada imbauan juga kan kalau memberi imbauan pakai jokes lebih masuk dibandiang yang formal,” tambahnya.
2. Berani ambil resiko soal pro kontra
Mengenalkan budaya sendiri memang tidak mudah, terlebih saat ini budaya luar sangat mudah masuk dan diterima oleh masyarakat. Sehingga Deon membuat konsep lewat pecinta Korea. Walupun bakal ada pro kontra di tengah keviralan Korea Sunda, hal ini harus diantisipasi. Misal soal respons netizen yang kurang suka karena bahasa Sunda dicampur dengan Korea.
“Kalau ada respon negative, dulu Wali Songo nyebarin Islam enggak harus bawa Islam ada ke hindu dulu. Jadi sekarang orang suka Korea kita harus masuk dulu apa yang mereka suka” jelasnya.
3. Respons positif netizen
Dalam konten ini Deon mengaku lebih banyak respon positif (baik) dibanding negatif. Memang segala sesuatunya harus disesuaikan dengan niat. Jika baik maka akan disupport terus oleh khalayak.
“Saya suka liat komentar, kebanyakan yang non Sunda ini mau belajar bahasa Sunda. Karena mereka oh ternyata mirip-mirip kore” ucapnya.
4. Tidak pernah menyangka bakal viral
Membuat konten adalah kesukaannya, namun tidak pernah terpikir akan viral di media sosial. Sejak debut video Korea Sunda yang pertama mulai viral di wilayah Bandung Raya namun video terakhir kini lebih luas.
“Nggak nyangka sampai viral sih” ucapnya
Terlebih ketika awal-awal video pertama, persiapan seadanya. Seperti pakaian dan lokasi pengambilan gambar. Bahkan drescode yang dipakai saat itu menggunakan barang yang ada di rumah seperti gorden untuk dijadikan hanbok.
“Sekarang punya kostum sendiri beli di onlineshop. Pakai hanbok beneran itu di 3 video terakhir dan make up pun sendiri karena cuma pakai bedak sama lipstick, udah jadi,” jelasnya.
5. Proses dan lokasi syuting.
Prosesnya pengambilan gambar cukup simple dan cepat. Satu video hanya membutuhkan waktu 1 hari. Dari pagi membuat video orang korea, siang pengambilan gambar sudut-sudut Bandung, sore proses editing dan upload.
Semuanya pun dikerjakan sendiri, hanya sedikit bantuan teman untuk menemani dan memegang karema. Lokasinya pun disesuaikan yakni di kamar, rumah, dan ruang public.
6. Ada Kejutan lain selain Korea Sunda
Tidak hanya Korea, rencana ke depan aka nada konten lain namun konsepnya tetap sama mengenalkan bahasa Sunda namun memakai aksen atau dialek negara lain.
“Ke depan kalau saya sudah bosan Korea, saya akan pindah ke negara lain misal Thailand (mungkin). Namun tetap pakai bahasa Sunda tapi logat luar” pungkasnya.
7. Followers bertambah
Setelah videonya viral, pemilik akun Instagram @deonsetiadinata ini followernya terus bertambah. pada April 2020 lalu saat pertama video Korea Sunda debut memiliki jumlah pengikut 1.700 an namun sekarang sudah belasan ribu.
0 komentar