Cara Bertahan Hidup Saat Mengahadapi Bencana Tsunami di Darat dan Laut

 

(Foto: Shutterstock)

Baru-baru ini tsunami menjadi perbincangan hangat di media sosial. Diprediksi ada kemungkinan potensi tsunami di sepanjang Pantai Selatan Jawa. Infromasi ini merupakan hasil riset para ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dalam risetnya itu, diprediksi tsunami 20 meter di Pantai Selatan Jawa Barat dan 12 meter di Selatan Jawa Timur. Setelah mendapat informasi ini ada hal penting lainnya yakni terkait kesigapan masyarakat dalam menghadapi bencana ini. Soal waktu tidak ada yang tahu, namun kita harus tahu cara bertahan hidup dan evakuasi saat menghadapi tsunami baik di darat maupun di laut.

1. Evakuasi diri menjauhi pantai

Ketika terjadi gempa, pihak BMKG akan merilis informasi apakah berpotensi tsunami atau tidak. Ketika adanya potensi tsunami kita harus sigap mengevakuasi diri. Pasalnya gelombang tsunami bisa datang dalam beberapa menit. Jangan menunggu atau melihat pantai yang terlihat surut, itu berbahaya.

Sebisa mungkin berlari menjauhi pantai. Jangan berlari sejajar dengan pantai atau dekat dengan sungai serta jembatan. Karena tsunami akan lebih cepat menerjang lewat sungai.

2. Berlindung di bangunan tinggi

Ketika ada informasi peringatan dini, langsung berlari ke tempat. Jika tidak sempat maka cari bangunan tinggi dan kuat untuk berlindung. Seperti menara, tower, pohon atau gedung evakuasi sementara yang dibangun oleh pihak pemerintah.

Semua harus cepat tanggap dan kerja sama untuk keselamatan bersama. Tentukan tempat evakuasi terbaik juga terdekat. Sebelumnya persiapkan sejak dini untuk membuat jalur dan rambu evakuasi. Agar seluruh warga tahu harus ke mana untuk menyelamatkan diri.

3. Jangan menggunakan kendaraan

Jangan gegabah untuk melakukan evakuasi diri menggunakan kendaraan bermotor atau mobil saat terjadi tsunami. Akibatnya akan fatal karena akan terjebak ketika melewati gerombolan warga yang berlarian.

Kalau  terjebak di dalam mobil akan sangat sulit untuk membuka pintu karena tekanan tinggi dari air. Jika membuka jendela air akan masuk dan mobil tenggelam. Selain itu ada potensi mobil hancur karena terhantam tumpukan barang yang terseret air dari luar.

4. Bertahan hidup ketika terjebak dalam gelombang tsunami

Gelombang tsunami sudah menyeret isi bumi, yang perlu dilakukan adalah bertahan hidup. Saat berada di lautan bergeraklah ke tengah laut. Jangan ke arah pantai karena gelombang di laut lebih rendah dibanding di pantai.

Sementara ketika berada di pantai saat tsunami berlarilah menjauhi pantai. Cari bangunan tinggi tower air atau panjat pohon kelapa. Ketika air mulai surut tetap bertahan di atas karena tsunami selalu datang lebih dari satu gelombang dan gelombang pertama bukan yang terbesar.

5. Bertahun di permukaan air

Sebisa mungkin bertahan di atas permukaan air. Caranya bisa gunakan barang-barang yang mengapung sebagai pelampung darurat. Diantaranya kasur, bantal, kayu, batang pohon, jirigen, ban bekas, dan lainnya.

6. Tinggalkan harta benda

Jangan bawa barang berharga, karena itu akan menyulitkan selama proses mengevakuasi diri. Badan akan kesulitan bergerak dan ketika di dalam air badan akan mudah tenggelam karena beban yang cukup berat. Maka ikhlaskan saja, saat bencana nyawa prioritas harta benda bisa dicari lagi setelah keadaan normal. 

Sehingga ketika adanya informasi potensi tsunami 20 meter di pantai selatan Jawa Barat, yang tidak perlu khawatir berlebihan. Terpenting kita harus sigap dan mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana tersebut. Tentunya pemerintah pun memiliki rencana mitigasi untuk keselamatan masyarakatnya.

You Might Also Like

0 komentar